Sekarang Bayer sedang mengembangkan produk yang namanya
Nativo 75 WG.
Nativo adalah fungisida tapi terdaftar juga untuk mengendalikan bakteri X. campestris. Memang Nativo tidak bekerja langsung sebagai bakterisida tapi mampu mencegah serangan bakteri.
Nativo memiliki dua bahan aktif, yaitu T
ebukonazol 50% dan Trifloksistrobin 25%.
Tebukonazol amat kuat untuk mengendalikan hampir semua penyakit padi. Blast dikendalikan langsung dengan trifloksistrobin. Sedangkan BLB(hawar daun bakteri) dicegah oleh trifloksistrobin dengan cara meningkatkan metabolisme tanaman sehingga daya tahannya meningkat terhadap serangan hawar daun dan kresek.
“Oleh karena serangan blast dan BLB muncul pada umur tanaman padi 40 HST, maka pencegahan dengan aplikasi Nativo dilakukan pada tanaman umur 30 HST. Dan kembali diulang pada umur tanaman 40 HST. Sedangkan di daerah endemik, perlu ditambah penyemprotan ketiga pada umur tanaman 50 HST. Dosisnya harus tepat, yaitu 200 g/ha.
Fungisida ini berkerja secara sistemik protektif, preventif, kuratif, dan eradikatif untuk zat pengatur tumbuh tanaman anggrek, apel, bawang, bawang merah, kakao, cabai merah, jagung, jeruk, kacang hijau, kacang panjang, kacang tanah, karet kedelai, kentang, kopi, krisan, mangga, melon, mentimun, padi, pembibitan kelapa sawit, pisang, semangka, tembakau, tomat, teh, tembakau tomat serta sebagai zat pengatur tumbuh tanaman pada pada tanaman kentang dan padi.
Bahan aktif: trifloksistrobin 25%dan tebukonazol 50%
Produk ini adalah produk dari
PT Bayer Indonesia.
Dosis Pemakaian Nativo 75 WP
- Anggrek : penyakit bercak daun Cercospora dendrobii, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Apel : penyakit barcak daun Marssonina coronaria, penyakit embun tepung Podosphaera leucontricha (Penyemprotan volume tinggi : 300 g/ha)
- Bawang : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,08 - 0,16 g/l)
- Bawang merah: penyakit layu fusarium Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi: 150 - 200 g/ha)
- Bawang merah: penyakit busuk leher Botrytis alii (Penyemprotan volume tinggi: 100 - 150 g/ha)
- Cabai merah : penyakit bercak daun Cercospora capsici, penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Jagung : penyakit bulai Peronosclerospora maydis (Penyemprotan volume tinggi : 0,4 - 0,8 g/l)
- Jagung : penyakit bulai Helminthosporium turcicum. (Penyemprotan volume tinggi : 0,8 - 1,2 g/l)
- Jeruk : penyakit embun tepung Oidium tingitaninum, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Kacang hijau : penyakit bercak daun Cercospora canescens (penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
- Kacang hijau : penyakit karat Uromyces phaseoli (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Kacang panjang : penyakit karat Uromyces vignaee (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
- Kacang tanah : penyakit karat Puccinia arachidis (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
- Kakao : penyakit pembuluh kayu Oncobasidium theobromae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,5 g/l)
- Karet : penyakit bidang sadap Ceratocystis fimbriata (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Kedelai : penyakit karat Phakopsora pachyrhizi (Penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Kentang : meningkatkan jumlah umbi/tanaman, rata-rata bobot umbi, hasil/tanaman, hasil/petak, hasil/ha (Penyemprotan volume tinggi : 150 g/ha 40 HST dan 60 HST)
- Kopi: penyakit karat daun Hemileia vastatrix, penyakit bercak daun coklat Cercospora coffeicola (Penyemprotan volume tinggi: 1 g/l)
- Krisan : penyakit karat Puccinia chrysanthemi (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
- Mangga : penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Melon : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Melon : penyakit busuk batang Didymella bryoniae (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 g/l)
- Mentimun : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l)
- Mentimun : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 g/l)
- Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae, penyakit hawar daun Xanthomonas campestris (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
- Padi : penyakit bercak coklat Helminthosporium oryzae, penyakit gosong palsu Ustilaginoidea virens (Penyemprotan volume tinggi: 200 g/ha)
- Padi sawah : penyakit bercak daun Cercospora oryzae, penyakit busuk daun Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 120 - 240 g/ha)
- Padi sawah : meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir, hasil/tanaman, hasil ubinan, hasil/ha (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha 40 HST dan 60 HST)
- Pembibitan kelapa sawit : penyakit busuk tunas Marasmius palmivora (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Pisang : penyakit sigatoka Mycosphaerella musicola (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Semangka : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
- Semangka : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Teh : penyakit cacar daun Exobasidium vexans, penyakit bercak coklat Colletotrichum cameliae (Penyemprotan volume tinggi: 200 g/ha)
- Tembakau : penyakit rebah semai Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Tomat : penyakit busuk kering Alternaria solani, penyakit bercak daun Septoria lycopersici (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Anggrek : penyakit bercak daun Cercospora dendrobii, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Apel : penyakit barcak daun Marssonina coronaria, penyakit embun tepung Podosphaera leucontricha (Penyemprotan volume tinggi : 300 g/ha)
- Bawang : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,08 - 0,16 g/l)
- Bawang merah: penyakit layu fusarium Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi: 150 - 200 g/ha)
- Bawang merah: penyakit busuk leher Botrytis alii (Penyemprotan volume tinggi: 100 - 150 g/ha)
- Cabai merah : penyakit bercak daun Cercospora capsici, penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Jagung : penyakit bulai Peronosclerospora maydis (Penyemprotan volume tinggi : 0,4 - 0,8 g/l)
- Jeruk : penyakit embun tepung Oidium tingitaninum, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Kacang hijau : penyakit bercak daun Cercospora canescens (penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
- Kacang hijau : penyakit karat Uromyces phaseoli (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Kacang panjang : penyakit karat Uromyces vignaee (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
- Kacang tanah : penyakit karat Puccinia arachidis (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
- Kakao : penyakit pembuluh kayu Oncobasidium theobromae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,5 g/l)
- Karet : penyakit bidang sadap Ceratocystis fimbriata (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Kedelai : penyakit karat Phakopsora pachyrhizi (Penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Kentang : meningkatkan jumlah umbi/tanaman, rata-rata bobot umbi, hasil/tanaman, hasil/petak, hasil/ha (Penyemprotan volume tinggi : 150 g/ha 40 HST dan 60 HST)
- Kopi: penyakit karat daun Hemileia vastatrix, penyakit bercak daun coklat Cercospora coffeicola (Penyemprotan volume tinggi: 1 g/l)
- Krisan : penyakit karat Puccinia chrysanthemi (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
- Mangga : penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Melon : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Melon : penyakit busuk batang Didymella bryoniae (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 g/l)
- Mentimun : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l)
- Mentimun : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 g/l)
- Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae, penyakit hawar daun Xanthomonas campestris (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
- Padi : penyakit bercak coklat Helminthosporium oryzae, penyakit gosong palsu Ustilaginoidea virens (Penyemprotan volume tinggi: 200 g/ha)
- Padi sawah : penyakit bercak daun Cercospora oryzae, penyakit busuk daun Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 120 - 240 g/ha)
- Padi sawah : meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir, hasil/tanaman, hasil ubinan, hasil/ha (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha 40 HST dan 60 HST)
- Pembibitan kelapa sawit : penyakit busuk tunas Marasmius palmivora (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Pisang : penyakit sigatoka Mycosphaerella musicola (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Semangka : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
- Semangka : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
- Teh : penyakit cacar daun Exobasidium vexans, penyakit bercak coklat Colletotrichum cameliae (Penyemprotan volume tinggi: 200 g/ha)
- Tembakau : penyakit rebah semai Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
- Tomat : penyakit busuk kering Alternaria solani, penyakit bercak daun Septoria lycopersici (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
Waktu Pemakaian Nativo& Interval Aplikasi nativo 75 WG
Apabila intensitas serangan penyakit telah mencapai Ambang pengendaliannya sesuai rekomendasi setempat.
Apabila belum jelas hubungi petugas pertanian pertanian pertanian yang berwenang.
PESAN VIA MARKET PLACE KLIK
SINI